Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan penulis dengan salah satu tema yang akan membuat hati tenang nan menyejukkan. Ya, detik ini penulis merasa bahagia sebab sebentar lagi akan berbagi mengenai bagaimana Akhlak Rasulullah SAW.
Di bayangan Anda mungkin sama dengan bayangan penulis. Candaan Rasulullah adalah candaan yang jujur, lembut, penuh kasih sayang dan menyejukkan. Mengapa demikian, sebab Akhlak Rasulullah diajarkan langsung oleh Allah. Rasulullahlah yang di didik langsung oleh Allah.
Rasulullah adalah nabi terakhir yang diemban Allah untuk menyempurnakan Akhlak. Hal ini seperti yang termaktub dalam sahih hadits;
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya Aku diutus sebagai penyempurna akhlak.” (HR. Bukhari)
Sebagai penyempurna akhlak, tentu saja Rasulullah SAW dalam kehidupannya tidak terlepas dari aktivitas sebagai insan biasa. Rasulullah ya makan, tidur, berdagang dan juga Rasulullah bercanda seperti kita. Dalam sebuah riwayat dijelaskan;
Para sahabat bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wasaalam, “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda-gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallahu alaihi wassalam menjawab dengan sabdanya, “Benar, hanya saja Aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad).
Adapun contoh bercandanya Rasulullah adalah ketika beliau bercanda dengan salah satu dari kedua cucunya yaitu Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Ahadits Shahihah, no hadits 70).
Di dalam Alquran sendiri, mengenai hal ini juga di bahas di dalam surah An Najm ayat 43;
(وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى (٤٣
“dan sesungguhnya, Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,”
Dalam beberapa tafsir, pengertian tertawa adalah orang yang gembira. Begitu sebaliknya, menangis pertanda orang dalam kesedihan. Di antara dua perasaa itu tadi hanya Allah-lah yang menjadikan rasa itu. Allah juga yang menghendaki ia merasa gembira atau sedih.
Prof. Quraish Shihab juga mendukung pernyataan tersebut dengan memaparkan bahwa hanya Allah-lah yang dapat menjadikan manusia merasa sedih atau gembira. Dan Allah pulalah yang menciptakan faktor di antara dua perasaan tersebut.
Tentu saja dalam penciptaan mengenai seluruh apa-apa yang ada di langit dan bumi tidak ada yang sia-sia. Begitu pula dengan perasaan gembira (tertawa) dan menangis (sedih) semua ada pelajaran agung dari Tuhan Yang Maha Esa.
Ketika Rasulullah Bercanda
Hem… tentu Anda penasaran bagaimana Akhlak Rasulullah ketika bercanda bersama para sahabat. Berikut ini beberapa contoh ketika Nabi Muhammad Saw bercanda.
Biji Kurma dan Kulitnya
Suartu ketika, Rosulullah Saw bersama para sahabatnya sedang ifthor. Saat itu, hidangan puasa yang sediakan berupa kurma dan air putih. Dalam suasana hangat, ramah, serta menyejukkan itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul untuk bercanda.
Benar saja, Ali pun mengumpulkan kulit kurmanya dan meletakkannya di tempat kulit Rasulullah.
Dengan tersipu-sipu, Ali kemudian mengatakan kalau Rasulullah Saw sepertinya sangat lapar sebab kulit kurma yang ada di hadapan sang Rosul lebih banyak. Rasulullah Saw segera mengetahui bahwa Ali sedang iseng ingin bercanda, Rasulullah pun mengatakan dengan tenang kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? Sebab tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tidak tersisasama sekali (HR. Bukhari)
“Nah Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma, kerana aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya sedangkan engkau memakan kurma berikut biji-bijinya”. (Disarikan dari Sirah Nabi).
Maksud dari jawaban Rosulullah tersebut mengarah pada sahabat Ali yang sepertinya lebih lapar sebab Ali memakan kurma sampai kulit-kulitnya.
Penghuni Syurga Tidak Ada yang Tua
Suatu ketika seorang perempuan tua bertanya pada Rosulullah: “Ya Rosulullah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?”
Rasulullah Saw menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di syurga tidak ada perempuan tua”.
Lantas perempuan tua tersebut menangis mengenang nasib dirinya. Tak berapa lama setelah itu, Rasulullah Saw mengutip sebuah firman Allah dari surat Al Waqiah ayat 35-37.
“Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Riwayat At Tirmidzi, hadits Hasan).
Seketika mendengar kutipan ayat tersebut, nenek tua pun sujud syukur karena sebenarnya Nabi sedang bercanda. Begitulah candanya Nabi penuh hikmah.
Unta dan Anak Unta
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAw, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata:
“Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah.
(Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih).
Mata yang Putih
Satu Batu VS Dua Batu
Aisyah Tersinggung
Budak Mengaku Merdeka
Begitulah cara Nabi bercanda, semua tak luput dari akhlak mulia sebab Rasulullah adalah orang yang di didik langsung oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa memberikan penghormatan kepada beliau dengan mengamalkan segala sunnah-sunnahnya.