Innalillahiwainnailaihirojiun. Kalimah yang menandakan sebuah pertanyaan; Pernahkah Anda takut kehilangan seseorang? Terlebih bila terbayang kehilangan ayah bunda, sanak saudara atau kekasih? Tentu pernah ya, itu bagian ujian. Masih ingat dengan tragedi kematian bpetugas PEMILU yang memakan korban hingga ratusan orang?
Itulah kalimat pembuka pada diskusi yang akan kami tulis berikut ini. Sebuah tema yang barangkali setiap orang akan mengalaminya; kapan pun dan di mana pun.
Ya, hal tersebut berkaitan erat dengan musibah, musibah berkaitan dengan sesuatu yang hilang (kehilangan) dan kehilangan tentu saja berhubungan dengan kalimah tarji; Innalillahiwainnailaihirojiun.
Pengertian Innalillahiwainnailaihirojiun
Pengertian Innalillahiwainnailaihirojiun itu sendiri dalam Islam sering disebut kalimah tarji, ada pula yang menyebutnya dengan kalimah istirja. Dua-duanya benar, tidak ada yang keliru.
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun itu sendiri merupakan frase ummat Islam ketika mendapat musibah. Baik yang mendapat musibah atau orang lain yang mendapat musibah, keduanya mengucapkan kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun.
Jika seseorang telah mengakui sifat Allah sebagai pemilik segalanya, maka ia harus menyadari bahwa Allah memiliki hak untuk memerintahkan dan melarang kita, apakah dia suka atau tidak. Ia harus sabar dalam menghindari apa yang dilarangnya. Sabar dengan apa yang wajib baginya. Kita harus sadar bahwa diri kita sendiri juga harta benda kita dan keluarga kita (orang tua, saudara kandung, dan istri serta anak-anak) juga milik-Nya.
Kata raaji’uun berarti kembali. Ilaihi raaji’uun berarti bagi-Nya (tempat) kami kembali. Makna kontekstual pengembalian adalah kembali selamanya dan tidak pernah kembali lagi. Segala sesuatu yang menjadi milik-Nya akan kembali kepada-Nya. Kata kembali, menunjukkan bahwa kepemilikan saat ini dalam kehidupan manusia benar-benar sementara. Suatu hari nanti cepat atau lambat semuanya akan kembali kepada-Nya.
Tulisan Innalillahiwainnailaihirojiun yang Benar
إنّا لله وإنّا إليه راجعون
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Arti Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun
Adapun arti kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun sendiri adalah;
“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jualah kami kembali.”
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun di Dalam Al-Quran
Bila Anda menghafal Surat Al Baqarah, tentu ketika Anda sampai ke ayat 156, Anda akan menemukan ayat yang bunyinya Innalillahiwainnailaihirojiun. Itulah dasar ayat yang dijadikan pedoman ummat Islam mengenai anjuran diperintahkannya mengucpkan kalimat tarji ketika mendapat musibah.
Adapun arti lengkapnya sebagai berikut:
“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan; Innalillahiwainnailaihirojiun”(Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jualah kami kembali). (Al Baqaarah 2: 156).
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun di Dalam Hadits
Selanjutnya, kita akan membahas kalimat laailaahaillallah dari segi hadits.
Pada dasarnya, ketika ada ayat dalam Al Quran, ayat tersebut diperjelas lagi dengan keterangan hadits. Melalui hadits, kita dapat mengetahui kronologi bagaimana terjadinya sebuah ajuran atau perintah Allah kepada manusia.
Singkatnya dengan mengkaji hadits yang berkaitan dengan isi kandungan Al Quran, kita akan mengetahui asbabun nuzul diturunkannya ayat Al Quran.
Berkaitan dengan kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun, diriwayatkan oleh Äli bin Al Husain, dari kakeknya Rosululullah Saw, Ia bersabda;
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimt istirja’ (Innalillahiwainnailaihirojiun) melainkan Allah akan memberinya pahala sebanding hari ia tertimpa musibah” (Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Kitab Al Bidayah wan Nihayah, 8:221 oleh Ibnu Katsir).
Bentuk-bentuk Musibah dan kaitannya dengan kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun
Sebenarnya, Anda bergerak atau diam itu sama-sama ujian. Bila Anda bergerak, Anda bisa dikatakan menjemput ujian. Orang seperti ini biasanya menganggap bahwa ujian itu memang sudah pasti ada bagiannya masing-masing.
Orang yang bergerak juga akan menganggap bahwa ujian itu sebagai pemantik untuk mendewasakan keimanan. Dengan ujian, diri sadar bahwa sebenarnya hidup itu penuh perjuangan. Umur itu soal nomer, menjalani hidup totalitas itu sampai akhir hayat.
Begitu juga sebaliknya. Bagi orang yang diam, kadang mereka mengira bahwa dengan diam tidak akan mendapat cobaan. Padahal sama saja. Diam pun sebenarnya ujian.
Sayangnya, cukup disayangkan bila seseorang memilih diam. Sebab, diam merupakan cerminan orang yang kurang berani mengambil keputusan. Dengan diam, Anda akan stagnan berada di titik itu.
So, bergeraklah terus sampai Anda menemukan kebenaran.
Kaitannya dengan musibah tentu saja ada pada sebuah takdir. Mulai musibah yang kecil (sughro) sampai musibah yang besar (kubro) semua sudah digariskan.
Adapun musibah-musibah yang kecil seperti Anda tersandung, Anda kehilangan sisir Anda, atau ketika Anda lupa menaruh barang sebenarnya hal tersebut bisa Anda ucapkan kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun.
Begitu pula musibah yang bisa masuk tergolong kecil namun terasa musibah besar seperti wafatnya seseorang atau terjadinya bencana alam gunung meletus, kebakaran, banjir dan lain sebagainya; Anda perlu mengucapkan Innalillahiwainnailaihirojiun sebagai tanda takwa dan cinta kepada sunnah Nabi Muhammad Saw.
Oleh sebab itu, meskipun bentuk-bentuk ujian datang silih berganti, percayalah bahwa sebenarnya hal tersebut merupakan kasih sayang Allah.
Ya, Allah hendak menguji siapa di antara hamba-hamba-Nya yang benar sabar dan bersungguh-sungguh dalam hal keimanan.
So, dengan adanya berbagai musibah yang datang silih berganti menerpa diri; satu contoh kisah terbaik di dalam Al Quran yang dicontohkan Nabi Zakaria dalam doa yang lebut nan indah:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.
Dan Sesungguhnya aku khawatir terhadap sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia ya Tuhanku seorang yang diridhai.” (Maryam: 4)
Hikmah Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun
Banyak hikmah yang bisa kita petik dari kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun. Sebenarnya, ketika kita mendapat musibah dan Allah mengajarkan kita untuk mengucapkan Innalillahiwainnailaihirojiun adalah bukti bahwa kita sedang dibimbing Allah.
Allah membimbing kita melalui kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun yang akan mentalqin, mengingatkan kembali bahwa sebenarnya semua itu milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah.
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun inijuga memberikan kita arahan bahwa hendaknya dalam menjalani hidup kita senantiasa mendahulukan Allah; tauhid di atas segala-galanya.
Dengan demikian, ketika kita mendapat musibah atau masalah kita benar-benar mengembalikannya kepada Allah. Kenanglah bahwa Allah sangat merindui hamba-hamba-Nya agar meminta kepada-Nya. Dan, Allah juga malu bila tak mengabulkan doa hamba-hambanya. Maka dari itu teruslah meminta dan sandarkan hanya kepada-Nya.
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun juga mengajarkan kita bahwa selaku hamba-Nya hendaknya tidak sedih berlarut-larut ketika mendapatkan musibah. Tetap bersabar dan berprasangka baik kepada Allah.
Salah satu contoh ujian yang terberat adalah kehilangan orang yang kita sayangi, terlebih kedua orang tua. Ketika kita kehilangan mereka, hendaknya kesedihan jangan berlarut hingga menangis meraung-raung. Bersabarlah, ingatlah bahwa kedua orang tua kita sudah maksimal menjalani hidup; Ia pasti akan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya.
Tugas sebagai seorang anak adalah menjadikan diri sesoleh mungkin agar bisa menjadi secuil syafaat nanti di alam sana. Ya, salah satu amal jariyah bagi kedua orang tua adalah doa anak yang soleh. So, tak perlu bersedih lagi sebab masih ada ikhtiar doa untuk bisa berkumpul kembali.
Talqin kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun juga mengajarkan kita bahwa hendaknya hidup di dunia jangan panjang angan-angan. Tentu saja panjang angan-angan yang direncanakan setan.
Kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun mengajarkan kita untuk senantiasa mengingat bahwa diri nantinya juga akan kembali kepada Yang Esa. Dengan banyak mengingat yang demikian, seseorang akan lebih berhati-hati dan senantiasa berusaha untuk melakukan amal kebajikan. Benarlah, bahwa kalimah Innalillahiwainnailaihirojiun adalah kalimah yang mencerdaskan.
Terakhir, mari kita simak surat cinta dari Allah untuk hamba-hamba-Nya;
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan kebaikan yang dikerjakan secara terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al Kahfi 46).